PEMANFAATAN SIG UNTUK
PENCEGAHAN BENCANA LONGSOR
SISTEM APLIKASI
PENDETEKSI KEADAAN TANAH
“SOIL DETECTION”
A. Pengertian
Sistem Informasi Geografis menurut
pandangan saya pribadi berdasarkan beberapa literatur yang telah saya baca
adalah suatu sistem yang memberikan informasi kepada masyarakat mengenai data
yang berdimensi lokasi dan keruangan. Sistem ini dapat menyimpan dan mengelola
berbagai informasi geografis yang dikumpulkan atau dikelompokkan dalam data
base. Tentunya untuk menunjang suatu sistem ada beberapa komponen yang
mendukung. Begitu pula dengan SIG (Sistem Informasi Geografis). Komponen
pendukung SIG antara lan :
- · Perangkat keras ( hardware) merupakan perangkat dari sitem komputer untuk kegiatan alasisis geografis.
- · Perangkat Lunak (software) merupakan perangkat yang digunakan untuk mengolah data geografis seperti untuk melakukan penyimpanan data, analisa data.
- · Data. Terdapat dua jenis data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG). Yaitu antara lain data spasial dan data non spasial. Data spasial merupakan kelompok data yang menggambarkan secara nyata suatu wilayah seperti peta dan gambar. Sedangkan data non spasial merupakan data yang berbentuk tabel yang isinya informasi yang dimiliki obyek dalam data spasial.
- · Manusia merupakan perencana dan pengguna Sistem Informasi Geografis (SIG). Apabila tidak ada manusia, maka sistem ini tidak akan berjalan. Oleh karena itu manusia merupakan elemen yang paling utama.
- · Metode. Berbagai metode dapat digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) tergantung dari kebutuhan data yang diinginkan.
Remote Sensing
Terdapat bermacam-macam bentuk pengaplikasian sistem
informasi geografis ini. Salah satu diantaranya adalah ”Remote Sensing” atau
”Penginderaan Jauh”. Berikut merupakan beberapa pengertian Remote Sensing atau
Penginderaan Jauh dari ahli Sistem Informasi Geografis (SIG) :
Penginderaan Jauh (remote sensing)
adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek daerah,
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan
Kiefer, 1998)
Dengan adanya remote sensing atau
penginderaan jauh ini sangat membantu untuk pembuatan aplikasi “ soil detection
“ yang saya idekan secara pribadi. Dengan begitu, manusia tidak harus melihat
lingkungan secara langsung ataupun terjun ke lahan atau lokasi, melainkan bisa
dipantau di rumah melalui informasi yang dapat dikirimkan melalui smartphone
yang disambungkan dengan aplikasi “ soil detection “ ini.
Penghindaran bencana dapat dimulai
dengan mengidentifikasi resiko yang ditimbulkan dalam suatu area yang diikuti
oleh identifikasi kerentanan orang-orang, hewan, struktur bangunan dan asset
terhadap bencana. Pengetahuan tentang kondisi fisik, manusia dan kepemilikan
lainnya berhadapan dengan resiko adalah sangat mendesak. SIG berdasarkan
pemetaan tematik dari suatu area kemudian di tumpangkan dengan kepadatan
penduduk, struktur yang rentan, latar belakang bencana, informasi cuaca dan
lain lain akan menetukan siapakah, apakah dan yang mana lokasi yang paling
beresiko terhadap bencana. Kapabilitas SIG dalam pemetaan bencana dengan
informasi tentang daerah sekelilingnya membuka trend gerografi yang unik dan
pola spasial yang mana mempunyai kejelasan visual, adalah lebih dapat dipahami
dan membantu mendukung proses pembuatan keputusan.
Penggunaan
SIG dalam rentang manajemen resiko bencana dari pembuatan Basis data,
inventori, overlay SIG yang paling sederhana hingga tingkat lanjut, analisis
resiko , analisis untung rugi, proses geologi, statistik spasial, matriks
keputusan, analisis sensitivitas, proses geologi, korelasi, auto korelasi dan
banyak peralatan dan algoritma untuk pembuatan keputusan spasial yang komplek
lainnya. Sekali lagi dapat dikenali bahwa area dimana resiko dengan potensi
bahayanya, proses mitigasi dapat dimulai. SIG dapat digunakan dalam penentuan
wilayah yang menjadi prioritas utama untuk penanggulangan bencana berikut
penerapan standar bangunan yang sesuai, untuk mengidentifikasi struktur untuk
retrofitting, untuk menentukan besarnya jaminan keselamatan terhadap masyarakat
dan bangunan sipil, untuk mengidentifikasi sumber bencana, pelatihan dan
kemampuan yang dimiliki secara spesifik terhadap bahaya yang dijumpai dan untuk
mengidentifikasi area yang terkena banjir serta relokasi korban ke tempat yang
aman. Daerah yang paling rentan terhadap bencana menjadi prioritas utama dalam
melakukan tindakan mitigasi. Semua langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk
menghindari bencana ketika diterapkan, langkah yang berikutnya adalah untuk
bersiap-siap menghadapi situasi jika bencana menyerang. Akibatnya bagaimana
jika atau pemodelan kapabilitas SIG telah memberi suatu gagasan yang ideal
tentang segala sesuatu yang diharapkan. SIG untuk kesiapsiagaan bencana adalah
efektif sebagai sarana untuk menentukan lokasi sebagai tempat perlindungan di
luar zone bencana, mengidentifikasi rute pengungsian alternatif yang
mendasarkan pada scenario bencana yang berbeda, rute terbaik ke rumah sakit di
luar zona bencana itu, spesialisasi dan kapasitas rumah sakit dan lain lain.
SIG dapat memberikan suatu perkiraan jumlah makanan, air, [obat/ kedokteran]
dan lain lain misalnya untuk penyimpanan barang atau logistik.
RANCANGAN DESAIN APLIKASI “ SOIL DETECTION ”
·
Tujuan :
untuk mengidentifikasi adanya bahaya bencana alam khususnya tanah longsor. Mengidentifikasi
wilayah yang rawan, mengidentifikasi seberapa besar bencana longsor yang akan
datang, serta melakukan kajian kerusakan akibat bencana dan kajian keutuhan
komunitas korban bencana
·
Manfaat :
dengan dibuatnya sistem aplikasi berbasis SIG “soil detection” ini
tentunya dapat diaplikasikan untuk
kegiatan preventif bencana alam khususnya tanah longosor, maka masyarakat akan
sangat terbantu mengenai informasi yang dapat diperoleh dari sistem aplikasi
tersebut. Evakuasi sebelum terjadinya bencana tanah longsor dapat dilakukan
sehingga setidaknya tidak menelan korban, bahkan mungkin dapat dilaksanakan
pencegahan bencana tanah longsor itu sendiri.
·
Sasaran :
sasaran yang diharapkan adalah masyarakat dapat menjadi manusia yang memahami
alam atau lingkungan sekitar mereka, menjadi masyarakat yang lebih peduli dan
mencintai lingkungan yang mereka tinggali, sehingga dengan masyarakat dapat
memantau keadaan tanah dengan menggunakan sistem aplikasi ini

Alat ini menggunakan prinsip kelengasan tanah, ketepatan posisi tanah, dan kepadatan tanah di lingkungan sekitar alat soil detection ini. Kemudian informasi yang dicatat oleh alat tersebut dikirim melalui internet ke smartphone melalui aplikasi serupa. Masyarakat dapat memilih tindakan apa yang dilakukan setelah medapatkan informasi dari aplikasi tersebut. Entah melakukan kegiatan preventif bersama sehingga tidak sampai terjadi longsor yang tidak diinginkan.
Perancangan teknologi Soil Detection memiliki beberapa komponen pendukung.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Hardware
Hardware
atau perangkat keras pada alat ini merupakan alat pendeteksi kepadatan tanah,
sensor, dan sambungan internet.
2.
Software
Software
yang digunakan yaitu berupa aplikasi yang dapat diinstal melalui smartphone
yang terhubung langsung dengan alat yang ada di lahan.
3.
Data
Data
yang diperoleh alat ini berupa hasil scan atau hasil pindai dari sensor terkait
soil detection. Data ini dapat dikim langsung kepada pemilik lahan serta dapat
disimpan pada smartphone itu sendiri.
4.
Manusia
Manusia
merupakan subjek atau pelaku dalam pengoprasian alat ini. Hal tersebut
dikarenakan semua perintah dikim atau dibuat oleh manusia.
5.
Metode
Metode
yang digunakan adalah romote sensing dengan memanfaatkan kemampuan memindai
suatu sensor pada lahan. Dan dilanjutkan dengan pengiriman hasil pindaian
kepada aplikasi smartphone.
SUMBER REFERENSI :
http://bpbd.probolinggokab.go.id/id/berita/pemanfaatan-sig-system-information-geografis-untuk-mitigasi-bencana/
SUMBER REFERENSI :
http://bpbd.probolinggokab.go.id/id/berita/pemanfaatan-sig-system-information-geografis-untuk-mitigasi-bencana/