URBANISASI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
(FITRI INDAHSARI/ NPM 1525010135)
a.
Pengertian
urbanisasi
Urbanisasi secara populer diartikan
sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Namun sesungguhnya arti
tersebut tidaklah seluruhnya benar. pengertian urbanisasi yang sesungguhnya
adalah proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan (urban area). Perkotaan
(urban area) tidak sama dengan kota (city). Yang dimaksud dengan perkotaan
(urban) adalah daerah atau wiayah yang meenuhi 3 persyaratan yaitu :
1.
Kepadatan
pnduduk 500 orang atau lebih per kilometer persegi.
2.
Jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor pertnian
sebesar 25% atau kurang, dan
3.
Memiliki
delapan atau lebih jenis fasiitas perkotaan.
Hal ini menarik karena hampir semua masyarakat
memahami arti urbanisasi secara sederhana saja, padahal kenyataannya tidak
demikian.
b.
Ulasan
Jurnal
menurut
jurnal yang telah saya baca berjudul Pengembangan Wilayah Kabupaten Sidoarjo Sebagai Wilayah Pinggiran Kota
Metropolitan Surabaya Dan Mobilitas Penduduk karangan I Nyoman Adika dari
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, permasalahan yang terjadi
adalah Sekitar 80 persen penduduk Indonesia tinggal
di daerah pedesaan dengan mata pencaharian pokok di bidang petanian. Walaupun
proporsi penduduk yang tinggal di pedesaan mulai menurun, tetapi tergolong
masih tinggi karena lebih dari 60 persen dibandingkan dengan laju petumbuhan
pada tahun 2000 (BPS, 2001)
Seperti yang telah dikemukakan di atas,
umumnya aktivitas penduduk di bidang pertanian meningkat yang mengakibatkanluas
lahan pertanian perlu ditingkatkan. Tetapi kenyataannya adalah sebaliknya,
banyak lahan pertanian digunakan untuk keperluan nonpertanian, sehingga
kebutuhan lahan pertanian semakin lama semakin tidak mencukupi.
Karena dorongan ekonomi yang mendesak warga
pedesaan, sedangkan pembangunan di segala bidang di perkotaan berlangsung dalam
tempo yang cepat, akibatnya dari pembangunan ini terciptalah pasaran kerja baik
di sektor formal maupun informal. Prbedaan tersedianya pasaran kerja di daerah perkotaan
dan pedesaan semakin tajam.
Karena perbedaan inilah terjadi aliran tenaga
kerja dari desa menuju ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Maka
terjadilah peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat dari tahun ke tahun.
Sampai pernah ada program dari pemerintah untuk melaksanakan KB (Keluarga
Berencana) agar peningkatan jumlah penduduk terlalu tinggi namun ketersediaan
ruang dan pangan semakin terbatas. Program ini dinilai cukup berhasil untuk
menekan jumlah penduduk di perkotaan.
c. Inovasi
dari Pemerintah
Sidoarjo, Kompas - Desa dijadikan
titik awal bagi pembangunan. Karena itu, berbagai program penciptaan lapangan
kerja diarahkan ke pedesaan. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
melakukan hal itu melalui Gerakan Desa Produktif.
Program tersebut dilakukan
bersinergi dengan pemerintah daerah. Gerakan Desa Produktif ini diharapkan
dapat menciptakan ribuan wiraswasta penggerak ekonomi desa sehingga laju
urbanisasi ke kota bisa ditekan.
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar didampingi Bupati Sidoarjo Win Hendarso, Rabu
(27/1), mencanangkan Gerakan Desa Produktif di Desa Simogirang, Prambon,
Sidoarjo, Jawa Timur.
Muhaimin menegaskan, dengan
menjadikan desa sebagai titik awal, semua program pembangunan akan diarahkan ke
desa. ”Desa produktif ini untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai pusat
pembangunan sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Tidak seperti kota
besar yang pembangunan jalan terus dilakukan, tetapi tetap saja hidup sumpek
dan melarat,” kata Muhaimin.
Pembangunan kota yang pesat diiringi
pertumbuhan investasi barang dan jasa, menurut Muhaimin, memicu arus
urbanisasi. Kondisi ini membuat desa menjadi tidak produktif, sementara kota
kelebihan daya tampung. Akibatnya, muncul berbagai masalah sosial akibat
pengangguran dan kesenjangan kesejahteraan.
Untuk tahap awal, Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi tahun ini menargetkan 200 desa produktif. Dalam satu
desa, dipilih satu kelompok usaha mandiri beranggota 25 orang yang butuh
pengembangan peralatan teknologi tepat guna, pelatihan keahlian manajemen dan
teknis kreatif, penambahan modal usaha, serta pembangunan akses pasar.
Syarat masuk program Gerakan Desa
Produktif adalah pendapatan per kapita penduduk di atas rata-rata desa lain
dalam satu provinsi, tingkat pengangguran di bawah 1 persen, minimal 60 persen
penduduknya lulus SMP, serta kontribusi warga dan bantuan pemerintah
berkomposisi dua banding satu. Syarat lain, tingkat kesehatan masyarakat,
dilihat dari tingkat kesuksesan program keluarga berencana, kematian bayi
rendah, dan tingkat gizi masyarakat relatif baik.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja I Gusti Made Arka menjelaskan, program ini
bertujuan menciptakan kader- kader pengembang kesempatan kerja pedesaan.
Tolok ukur keberhasilan program,
kata Arka, adalah seberapa banyak masyarakat dengan kelompok usaha mandiri desa
mengembangkan produk barang atau jasa siap jual, dengan memanfaatkan potensi
sumber daya di desa dari hulu dan hilir.
Setiap kelompok usaha mandiri, kata
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenakertrans Masri
Mahyar, mendapat Rp 50 juta untuk semua kegiatan, mulai dari pelatihan,
pembelian peralatan, produksi, hingga pemasaran. Untuk mengembangkan desa
produktif, dilakukan sinergi dengan Direktorat Jenderal Bina Penta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tekan Urbanisasi dengan Desa Produktif " pada tahun 2010.
d. Penyebab urbanisasi
·
Sarana dan prasarana di kota yang
lebih lengkap
karena
keterbatasan sarana dan prsarana di pedesaan, terkadang memicu keinginan
masyarakat untuk berpindah ke perkotaan. Seperti kebutuhan elektronik yang
lebih lengkap di perkotaan, sarana pendidikan, kesehatan, dan lain-lain yang
jauh lebih tersedia di perkotaan,
·
Lapangan pekerjaan
yang lebih banyak
Karena berkurangnya
lahan pertanian di daerah pedesaan, sedangkan mata pencaharian utama mereka adalah
petani, maka banyak petani yang sumber penghasilannya sangat berkurang dan
menurunkan tingkat perekonomian di pedesaan. Sedangkan di perotaan banyak
lapangan pekerjaan karena banyaknya home industri, pabrik, dan lain-lain yang
banyak membutuhkan tenaga pekerja. Maka hal inilah pemicu masyarakat edesaan
untuk pindah ke perkotaan.
·
Kehidupan di
perkotaan yang lebih modern
Kehidupan
perkotaan yang lebih modern menjadi salah satu daya tarik sekaligus penyebab
terjadinya urbanisasi. Orang- orang yang mendambakan kehidupan modern dan
kekinian pasti akan memilih tinggal di daerah perkotaan daripada pedesaan.
Kehidupan kota yang gemerlap dan modern menjadi hal yang dicari oleh generasi
zaman sekarang untuk bisa memenuhi keinginannya. Di kota kita tidak harus repot
jika menginginkan mandi air panas, karena ada pemanas air (baca: jenis air di
bumi) otomatis. Di kota kita tidak harus menaiki tangga satu per
satu dan menyebabkan capek, karena kita akan menemukan lift atau eskalator. Di
kota kita juga tidak perlu capek- capek mencuci baju dan menyetrika karena di
kota banyak usaha laundry. Ketika cuaca panas kita tidak perlu kipas- kipas
atau menyalakan kipas angin karena hampir semua gedung sudah memiliki AC, dan
masih banyak lagi kemudahan- kemudahan yang bisa kita dapatkan di kota.
e. Tujuan urbanisasi
·
Memperoleh kesejahteraan hidup
Salah
satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang melakukan urbanisasi adalah
karena ingin memperoleh kesejahteraan hidup. Kesejahteraan hidup ini bisa
bermakna luas, yakni bisa dipandang dari segi ekonomi (baca: zona ekonomi
eksklusif) maupun sosial budaya. Seseorang yang lama menganggur
di desa lebih memilih datang ke kota dengan alasan ingin memperoleh pekerjaan.
Jika sudah memiliki pekerjaan maka orang itu akan mendapatkan gaji yang bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara dari segi sosial dan
budaya, seseorang memilih tinggal di kota mungkin merasa lebih nyaman dengan
segala fasilitas yang serba modern dan juga serba ada. Hal ini akan meringankan
pekerjaan seseorang sehingga lebih sedikit membuang waktu apabila mengerjakan
pekerjaan rumah.
·
Memperoleh kepuasan
Memperoleh
kepuasan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang
melakukan urbanisasi. Memperoleh kepuasan ini berlaku pada orang-orang yang
memang mendambakan kehidupan kota yang serba ramai, gemerlap, instan, modern
dan lainnya. Orang-orang yang semacam ini sangat menginginkan kehidupan di kota
sehingga akan sangat senang hati apabila bisa tinggal di kota.
·
Memperoleh kesenangan
Sama
halnya dengan memperoleh kepuasan, apabila kepuasan telah dicapai maka
seseorang akan memperoleh kesenangan. Kesenangan ini selalu dirasakan setelah
seseorang mencapai kepuasan. Orang- orang yang menyukai lingkungan (baca: fungsi
lingkungan hidup bagi manusia) dan juga atmosfer (baca: lapisan
atmosfer) perkotaan akan merasa tidak betah apabila tinggal di
pedesaan. Maka dari itulah orang- orang tipe ini akan lebih nyaman apabila
tinggal di kota.
·
Mendapatkan pelayanan yang lebih
baik dan lebih cepat
Tinggal
di perkotaan memang akan mendapatkan kemudahan berupa pelayanan yang lebih baik
dan cepat, terutama dalam bidang pendidikan dan juga kesehatan. Apabila di desa
ketika ada yang sakit maka untuk berobat kita harus mengantri karena minimnya
tenaga kesehatan sementara yang sakit banyak. Namun hal ini tidak ditemukan di
kota, karena kota memiliki lebih banyak tenaga medis dan pusat-pusat pelayanan
kesehatan. Di desa, bayi- bayi akan mendapatkan vaksin tertentu saja karena
keterbatasan jumlah dan alat, namun di kota vaksinasi diberikan kepada bayi
secara rutin, serta masih banyak contoh-contoh lainnya. Nah, hal seperti itulah
yang menyebabkan seseorang mungkin lebih menyukai tinggal di kota daripada di
desa, karena bisa memperoleh pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat.