Senin, 01 Oktober 2018

URBANISASI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH


URBANISASI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
(FITRI INDAHSARI/ NPM 1525010135)

a.    Pengertian urbanisasi
Urbanisasi secara populer diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Namun sesungguhnya arti tersebut tidaklah seluruhnya benar. pengertian urbanisasi yang sesungguhnya adalah proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan (urban area). Perkotaan (urban area) tidak sama dengan kota (city). Yang dimaksud dengan perkotaan (urban) adalah daerah atau wiayah yang meenuhi 3 persyaratan yaitu :
1.    Kepadatan pnduduk 500 orang atau lebih per kilometer persegi.
2.    Jumlah  rumah tangga yang bekerja di sektor pertnian sebesar 25% atau kurang, dan
3.    Memiliki delapan atau lebih jenis fasiitas perkotaan.
Hal ini menarik karena hampir semua masyarakat memahami arti urbanisasi secara sederhana saja, padahal kenyataannya tidak demikian.
b.    Ulasan Jurnal
menurut jurnal yang telah saya baca berjudul Pengembangan Wilayah Kabupaten Sidoarjo Sebagai Wilayah Pinggiran Kota Metropolitan Surabaya Dan Mobilitas Penduduk karangan I Nyoman Adika dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, permasalahan yang terjadi adalah Sekitar 80 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dengan mata pencaharian pokok di bidang petanian. Walaupun proporsi penduduk yang tinggal di pedesaan mulai menurun, tetapi tergolong masih tinggi karena lebih dari 60 persen dibandingkan dengan laju petumbuhan pada tahun 2000 (BPS, 2001)
Seperti yang telah dikemukakan di atas, umumnya aktivitas penduduk di bidang pertanian meningkat yang mengakibatkanluas lahan pertanian perlu ditingkatkan. Tetapi kenyataannya adalah sebaliknya, banyak lahan pertanian digunakan untuk keperluan nonpertanian, sehingga kebutuhan lahan pertanian semakin lama semakin tidak mencukupi.
Karena dorongan ekonomi yang mendesak warga pedesaan, sedangkan pembangunan di segala bidang di perkotaan berlangsung dalam tempo yang cepat, akibatnya dari pembangunan ini terciptalah pasaran kerja baik di sektor formal maupun informal. Prbedaan tersedianya pasaran kerja di daerah perkotaan dan pedesaan semakin tajam.
Karena perbedaan inilah terjadi aliran tenaga kerja dari desa menuju ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Maka terjadilah peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Sampai pernah ada program dari pemerintah untuk melaksanakan KB (Keluarga Berencana) agar peningkatan jumlah penduduk terlalu tinggi namun ketersediaan ruang dan pangan semakin terbatas. Program ini dinilai cukup berhasil untuk menekan jumlah penduduk di perkotaan.

c.    Inovasi dari Pemerintah
Sidoarjo, Kompas - Desa dijadikan titik awal bagi pembangunan. Karena itu, berbagai program penciptaan lapangan kerja diarahkan ke pedesaan. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan hal itu melalui Gerakan Desa Produktif.
Program tersebut dilakukan bersinergi dengan pemerintah daerah. Gerakan Desa Produktif ini diharapkan dapat menciptakan ribuan wiraswasta penggerak ekonomi desa sehingga laju urbanisasi ke kota bisa ditekan.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar didampingi Bupati Sidoarjo Win Hendarso, Rabu (27/1), mencanangkan Gerakan Desa Produktif di Desa Simogirang, Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur.
Muhaimin menegaskan, dengan menjadikan desa sebagai titik awal, semua program pembangunan akan diarahkan ke desa. ”Desa produktif ini untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai pusat pembangunan sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Tidak seperti kota besar yang pembangunan jalan terus dilakukan, tetapi tetap saja hidup sumpek dan melarat,” kata Muhaimin.
Pembangunan kota yang pesat diiringi pertumbuhan investasi barang dan jasa, menurut Muhaimin, memicu arus urbanisasi. Kondisi ini membuat desa menjadi tidak produktif, sementara kota kelebihan daya tampung. Akibatnya, muncul berbagai masalah sosial akibat pengangguran dan kesenjangan kesejahteraan.
Untuk tahap awal, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun ini menargetkan 200 desa produktif. Dalam satu desa, dipilih satu kelompok usaha mandiri beranggota 25 orang yang butuh pengembangan peralatan teknologi tepat guna, pelatihan keahlian manajemen dan teknis kreatif, penambahan modal usaha, serta pembangunan akses pasar.
Syarat masuk program Gerakan Desa Produktif adalah pendapatan per kapita penduduk di atas rata-rata desa lain dalam satu provinsi, tingkat pengangguran di bawah 1 persen, minimal 60 persen penduduknya lulus SMP, serta kontribusi warga dan bantuan pemerintah berkomposisi dua banding satu. Syarat lain, tingkat kesehatan masyarakat, dilihat dari tingkat kesuksesan program keluarga berencana, kematian bayi rendah, dan tingkat gizi masyarakat relatif baik.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja I Gusti Made Arka menjelaskan, program ini bertujuan menciptakan kader- kader pengembang kesempatan kerja pedesaan.
Tolok ukur keberhasilan program, kata Arka, adalah seberapa banyak masyarakat dengan kelompok usaha mandiri desa mengembangkan produk barang atau jasa siap jual, dengan memanfaatkan potensi sumber daya di desa dari hulu dan hilir.
Setiap kelompok usaha mandiri, kata Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenakertrans Masri Mahyar, mendapat Rp 50 juta untuk semua kegiatan, mulai dari pelatihan, pembelian peralatan, produksi, hingga pemasaran. Untuk mengembangkan desa produktif, dilakukan sinergi dengan Direktorat Jenderal Bina Penta.

Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Tekan Urbanisasi dengan Desa Produktif " pada tahun 2010.

d.    Penyebab urbanisasi
·         Sarana dan prasarana di kota yang lebih lengkap
karena keterbatasan sarana dan prsarana di pedesaan, terkadang memicu keinginan masyarakat untuk berpindah ke perkotaan. Seperti kebutuhan elektronik yang lebih lengkap di perkotaan, sarana pendidikan, kesehatan, dan lain-lain yang jauh lebih tersedia di perkotaan,
·         Lapangan pekerjaan yang lebih banyak
Karena berkurangnya lahan pertanian di daerah pedesaan, sedangkan mata pencaharian utama mereka adalah petani, maka banyak petani yang sumber penghasilannya sangat berkurang dan menurunkan tingkat perekonomian di pedesaan. Sedangkan di perotaan banyak lapangan pekerjaan karena banyaknya home industri, pabrik, dan lain-lain yang banyak membutuhkan tenaga pekerja. Maka hal inilah pemicu masyarakat edesaan untuk pindah ke perkotaan.
·         Kehidupan di perkotaan yang lebih  modern
Kehidupan perkotaan yang lebih modern menjadi salah satu daya tarik sekaligus penyebab terjadinya urbanisasi. Orang- orang yang mendambakan kehidupan modern dan kekinian pasti akan memilih tinggal di daerah perkotaan daripada pedesaan. Kehidupan kota yang gemerlap dan modern menjadi hal yang dicari oleh generasi zaman sekarang untuk bisa memenuhi keinginannya. Di kota kita tidak harus repot jika menginginkan mandi air panas, karena ada pemanas air (baca: jenis air di bumi) otomatis. Di kota kita tidak harus menaiki tangga satu per satu dan menyebabkan capek, karena kita akan menemukan lift atau eskalator. Di kota kita juga tidak perlu capek- capek mencuci baju dan menyetrika karena di kota banyak usaha laundry. Ketika cuaca panas kita tidak perlu kipas- kipas atau menyalakan kipas angin karena hampir semua gedung sudah memiliki AC, dan masih banyak lagi kemudahan- kemudahan yang bisa kita dapatkan di kota.

e.    Tujuan urbanisasi
·         Memperoleh kesejahteraan hidup
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang melakukan urbanisasi adalah karena ingin memperoleh kesejahteraan hidup. Kesejahteraan hidup ini bisa bermakna luas, yakni bisa dipandang dari segi ekonomi (baca: zona ekonomi eksklusif) maupun sosial budaya. Seseorang yang lama menganggur di desa lebih memilih datang ke kota dengan alasan ingin memperoleh pekerjaan. Jika sudah memiliki pekerjaan maka orang itu akan mendapatkan gaji yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara dari segi sosial dan budaya, seseorang memilih tinggal di kota mungkin merasa lebih nyaman dengan segala fasilitas yang serba modern dan juga serba ada. Hal ini akan meringankan pekerjaan seseorang sehingga lebih sedikit membuang waktu apabila mengerjakan pekerjaan rumah.
·         Memperoleh kepuasan
Memperoleh kepuasan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang melakukan urbanisasi. Memperoleh kepuasan ini berlaku pada orang-orang yang memang mendambakan kehidupan kota yang serba ramai, gemerlap, instan, modern dan lainnya. Orang-orang yang semacam ini sangat menginginkan kehidupan di kota sehingga akan sangat senang hati apabila bisa tinggal di kota.
·         Memperoleh kesenangan
Sama halnya dengan memperoleh kepuasan, apabila kepuasan telah dicapai maka seseorang akan memperoleh kesenangan. Kesenangan ini selalu dirasakan setelah seseorang mencapai kepuasan. Orang- orang yang menyukai lingkungan (baca: fungsi lingkungan hidup bagi manusia) dan juga atmosfer (baca: lapisan atmosfer) perkotaan akan merasa tidak betah apabila tinggal di pedesaan. Maka dari itulah orang- orang tipe ini akan lebih nyaman apabila tinggal di kota.
·         Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat
Tinggal di perkotaan memang akan mendapatkan kemudahan berupa pelayanan yang lebih baik dan cepat, terutama dalam bidang pendidikan dan juga kesehatan. Apabila di desa ketika ada yang sakit maka untuk berobat kita harus mengantri karena minimnya tenaga kesehatan sementara yang sakit banyak. Namun hal ini tidak ditemukan di kota, karena kota memiliki lebih banyak tenaga medis dan pusat-pusat pelayanan kesehatan. Di desa, bayi- bayi akan mendapatkan vaksin tertentu saja karena keterbatasan jumlah dan alat, namun di kota vaksinasi diberikan kepada bayi secara rutin, serta masih banyak contoh-contoh lainnya. Nah, hal seperti itulah yang menyebabkan seseorang mungkin lebih menyukai tinggal di kota daripada di desa, karena bisa memperoleh pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat.